Liputan6.com, Jakarta: Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan menyatakan terungkapnya kegiatan teroris di Nanggroe Aceh Darussalam, oleh aparat kepolisian tidak berpengaruh terhadap rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia bulan ini. "Dunia internasional, termasuk AS, sudah mengakui Indonesia konsisten terhadap pemberantasan terorisme dan kemampuan aparatnya juga sudah diakui," kata Kepala Desk Antiteror Kementeriaan Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Ansyaad Mbai di Jakarta, Senin (8/3).
Ia mengatakan, saat ini Polri telah berhasil mengungkap sejumlah aksi-aksi terorisme termasuk di Aceh. "Semua bisa ditangani dengan baik, jadi tidak berpengaruh bagi rencana kedatangan Obama," katanya [baca: Pengejaran Teroris, Korban Warga Sipil Berjatuhan].
Tak sampai dua pekan lagi, tepatnya 20-22 Maret nanti, Presiden Obama akan berkunjung ke Indonesia. Rencananya, Obama datang bersama istrinya, Michelle, dan kedua putrinya, Malia dan Sasha. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan tim pendahulu dari AS telah tiba di Jakarta, untuk mempersiapkan segala sesuatunya terkait rencana kunjungan Obama. Namun, belum dapat dipastikan rencana rinci kegiatan Presiden Obama dan keluarga selama berada di Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberikan arahan agar dapat diraih hasil nyata dari kunjungan Obama ke Indonesia, bukan hanya untuk hubungan Indonesia-Amerika, tapi juga demi kepentingan internasional. Indonesia dan AS telah menyiapkan dokumen perjanjian kerja sama komprehensif di berbagai bidang seperti ekonomi dan pendidikan, yang diharapkan dapat ditandatangani pada kunjungan Obama ke Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, perjanjian kerja sama komprehensif itu sudah berada dalam tahap matang. Dengan demikian, diharapkan bisa langsung dilahirkan rencana aksi dari perjanjian tersebut. Kerja sama itu dimaksudkan memperluas dan memperkuat hubungan Indonesia dengan AS dalam menangani isu-isu regional dan global. Indonesia dan AS menginginkan hubungan yang lebih komprehensif di bidang energi, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan, investasi, serta mengekslorasi kemungkinan memperbesar volume perdagangan dari kedua belah pihak.(ANS/Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar